24 Agustus 2006
Pesta kelulusan SMA, dengan kehebohan dan janji reuni setiap 3 tahun sekali, tanggal yang sama dan tempat yang sama, 24 Agustus di villa milik keluarga Thendy di pantai Tanjung. Masih ada kesempatan bertemu, pikirnya.
24 Agustus 2009
Hari ini mereka berkumpul bersama, reuni pertama sejak lulus dari SMA, riuh rendah percakapan, dan saling berbagi cerita tentang hidup yang tak lagi sama. Cerita tentang kuliah, pekerjaan dan mimpi masa depan diselingi canda dan tawa saat menceritakan kembali kelakuan konyol dan lainnya waktu dulu sekolah. Dia melihat sosok ceria yang masih sama, Rena, cewek yang jadi cinta pertamanya -sampai saat ini- dengan senyumnya yang ramah dan indah sedang berbincang dengan Nea.
Rena menangkap basah dia yang sedang tertegun menatapnya, dan sambil tersenyum, Rena berjalan kearahnya. Obrolan pun mengalir saat itu, diakhiri dengan dia mengantar Rena pulang dan juga janji temu di lain waktu,
24 Agustus 2012
Mereka datang bersama sambil bergandengan tangan, dia dan Rena, mengejutkan banyak dari teman-teman mereka, dan kemudian hujanan ucapan selamat bertubi-tubi karena banyak dari temannya tahu tentang rasa ke Rena yang terpendam sejak SMA dulu. Reuni ke-2 ini berlangsung lebih meriah, dan baginya sendiri, reuni telah ini memberinya kesempatan besar dan juga keberanian untuk mendekati Rena.
23 Agustus 2015
Dia menghubungi semua teman-temannya yang akan hadir besok, menceritakan rencananya dan meminta pertolongan mereka. Segala persiapannya sudah siap, dan hatinya sudah mantap.
24 Agustus 2015
Dia menunggu, mereka semua menunggu, tinggal satu orang yang belum ada di ruangan itu, Rena, yang setengah jam lalu sudah menyampaikan pesan dia sudah dalam perjalanan.
Tangannya menggenggam erat cincin putih kecil bermata shappire , batu bulan kelahiran Rena, hari ini dia akan melamarnya. Mereka yang hadir berbincang-bincang kecil di tengah ruangan yang diterangi cahaya lilin yang sudah diatur sedemikian rupa.
Satu jam berlalu, dan kemudian terdengar ketukan di pintu. Ah, akhirnya dia sampai, pikirnya.
Pintu terbuka, dan dia sudah siap, dia berlutut dengan muka menunduk ke bawah, tangannya memegang cincin dan diacungkannya ke atas.
"Maukah kau menikah denganku ?" kata Gio begitu Rena melangkah masuk.
"Aku, ahh, maaf Gio, mungkin tidak" jawab Rena setelah terpaku cukup lama.
24 Agustus 2018
Dia bisa melihatnya, Rena, dengan gaun merah, berdiri di depannya dengan tatapan tajam. Namun tak ada senang yang sama saat melihatnya seperti tahun-tahun yang lalu saat mereka masih bersama. Dia bahkan tak berani menatapnya dan hanya meringkuk terdiam sambil mengutuk keras dirinya, seperti yang dilakukannya setiap hari selama 3 tahun di ruangan kecil ini.
"aku keinget 3 tahun lalu, dan aku masih berasa bersalah banget" kata Nea.
"udah, jangan diinget lagi" balas Thendy.
"Iya, tapi aku yang nyaranin Rena untuk becandain Gio buat nolak lamarannya dulu, aku yang salah, aku yang bikin Rena.. Rena... ." Nea histeris dan mulai menangis.
"Udah Ne, ga ada satu pun dari kita yang pengen percaya itu terjadi, ga ada satu pun dari kita yang ngira bakal kayak gitu. Tapi itu uda terjadi, kita ga bisa ngubah itu smua, kita cuman bisa doain Rena tenang di alam sana, dan Gio uda dapet ganjarannya, meskipun 12 tahun di penjara itu masih kurang." jawab Thendy sambil memeluk Nea.
******
24 Agustus 2015
"Maukah kau menikah denganku ?" kata Gio begitu Rena melangkah masuk.
"Aku, ahh, maaf Gio, mungkin tidak" jawab Rena setelah terpaku cukup lama.
Gio terkejut dengan jawaban Rena, sesaat pikirannya kosong dan kemudian dia berlari ke belakang, pikirannya yang sedang tak sehat itu mengarahkannya untuk melakukan hal yang tak terduga. Dia menerjang keluar dari dapur, ada sesuatu yang berkilat di tangannya dan dalam sekejap, dia menusukkan pisau ke arah Rena, berkali-kali. Kehebohan terjadi, teriakan, caci maki, kegaduhan memenuhi ruangan dan saat dia sadar, semuanya sudah terlambat.
******
@sayah_ian 14 November 2014
salam berantakan..~~
No comments:
Post a Comment